![]() |
Photo by Anderson W Rangel on Unsplash |
-Bismillah-
وَجَعَلۡنَا بَعۡضَكُمۡ لِبَعۡضٖ فِتۡنَةً أَتَصۡبِرُونَۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرٗا
".. dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhan kamu Maha Melihat." (QS. Al-Furqân: 20)[1]
Ya. Sejatinya interaksi antara kita adalah sebuah cobaan.
Ketidaknyamanan, kesalahpahaman itu salah satu faktor penyebabnya mungkin karena perbedaan antara kita dan sahabat kita dalam menyikapi sesuatu.
Karena kita berbeda.
Kita mungkin tumbuh di lingkungan yang berbeda
Latar belakang kita berbeda.
Kita punya pemikiran berbeda,
Kebiasaan berbeda,
Masa lalu dan pengalaman yang berbeda.
Ketika menghadapi suatu masalah, bukan tak mungkin, respon kita akan berbeda-beda.
Sehingga perbedaan itu bisa saja menimbulkan konflik dalam persahabatan.
Lalu bagaimana cara kita menyikapi ketika ada ujian dalam persahabatan?
1. Sadar akan Ujian
Dalam ayat ke 20 surah al-Furqan di atas, Allah berfirman bahwa cobaan dalam hubungan antara sesama manusia adalah untuk menguji kesabaran kita. Maka cara menghadapi masalah dalam sebuah persahabatan adalah dengan menyadari bahwa ini adalah ujian. Seberapa sabarkah kita?
Hendaknya kita juga senantiasa mengingat pahala sabar yang begitu besar dan tiada berbatas, serta, Allah yang memerintahkan kita untuk bersabar bersama orang-orang yang menyeru-Nya.
وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا
"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas." (QS. Al-Kahf: 28)[2]
2. Ilmu dan Iman
Para ulama memiliki kaidah yang berbunyi,
الْعِلْمُ رَحِمٌ بَيْنَ أَهْلِهِ
“Ilmu itu membuat sesama penuntut ilmu saling mencintai dan menyayangi.”[3]
Inilah pentingnya ilmu syar'i bagi setiap kita, karena ilmu akan membuat persahabatan menjadi indah.
Indahnya persahabatan di atas ilmu, persahabatan yang dilandasi tauhid dan keimanan kepada Allah. Sehingga ketika kita menghadapi suatu masalah, misalnya, kita tidak akan serta merta saling menyalahkan, tetapi mendahulukan keimanan. Bahwa takdir Allah pasti yang terbaik bagi setiap makhluk-Nya.
3 . Cinta Karena Allah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Cinta karena Allah dan benci karena Allah adalah ikatan iman yang paling kuat.” (HR. ath-Thabarani)[4]
Jika ingin memiliki tali persahabatan yang kuat, maka cintailah sahabat karena Allah. Lantas bagaimanakah cinta karena Allah itu?
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,
"Orang yang mencintai karena Allah maka kecintaan mereka karena Allah tidak akan terputus hanya karena sesuatu dari perkara dunia dan sesungguhnya kecintaan mereka karena Allah tidak akan terpisahkan kecuali karena kematian, bahkan seandainya sebagian mereka berbuat kesalahan terhadap sebagian yang lain atau lalai dalam memenuhi hak sebagian yang lainnya maka sesungguhnya hal ini tidaklah membuat mereka bersedih." (Syarah Riyadush Shalihin 3/263)[5]
Ketika rasa cinta sudah terpupuk, maka hal ini akan memberikan dampak yang sangat besar dalam sebuah persahabatan: perkara dunia tidak akan membuat persahabatan itu renggang, pun ketika sahabat berbuat kesalahan, maka saling menasihati dalam kebaikan akan dengan tulus tersampaikan, tidak ada dendam atau penghakiman karena rasa cintalah yang menjadi alasan nasihat itu diberikan.
4. Memberi Uzur Kepada Sahabat
Ketika kita merasa sahabat telah berbuat kesalahan, maka kedepankanlah uzur dan berhusnuzhan kepadanya. Muhammad bin Manazil rahimahullah berkata:
الْمُؤْمِنُ يَطْلُبُ مَعَاذِيرَ إِخْوَانِهِ ، وَالْمُنَافِقُ يَطْلُبُ عَثَرَاتِ إِخْوَانِهِ
“Seorang mu’min itu mencari udzur (alasan-alasan baik) terhadap saudaranya. Sedangkan seorang munafik itu mencari-cari kesalahan saudaranya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.10437)[6].
Ibnu Hibbaan rahimahullah berkata:
“Memberi udzur (kepada orang lain) menghilangkan kegelisahan, melenyapkan kesedihan, menolak kedengkian, menyirnakan penghalang dari saudara... Seandainya sikap memberi udzur kepada saudara (yang bersalah) hanya memiliki satu keutamaan yang terpuji yaitu menghilangkan sikap ujub dari jiwa seketika itu juga, maka wajjb bagi orang yang berakal untuk tidak meninggalkan sikap memberi udzur kepada saudara pada setiap kekeliruan…"
(Roudhotul ‘Uqolaa’ hal 186)[7]
5. Mendahulukan Kewajiban di atas Hak
Sebagaimana kita memiliki hak, kita tidak boleh lupa akan kewajiban kita. Seringkali yang membuat konflik dalam sebuah persahabatan adalah karena adanya kekeliruan dalam memprioritaskan: kita justru lebih mengutamakan hak diri sendiri daripada kewajiban kepada orang lain.
Dalam beberapa kesempatan, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah kerap menekankan tentang bahayanya memiliki "mental" menuntut hak, sehingga ketika dihadapkan dengan masalah, kita justru menyoroti hak kita sendiri, dan lupa bahwa ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Sebaliknya, jika kita sibuk berusaha memenuhi hak orang lain, kita tidak akan mudah merasa dikecewakan, karena fokus kita adalah bagaimana melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah dan berharap pahala dan ridha-Nya.
Sebagai penutup, hendaknya kita berlindung kepada Allah dari ujian dalam persahabatan. Tapi jika Allah takdirkan itu, semoga Allah menolong kita agar kita mampu melalui ujian itu dengan kesabaran.
Sekian.
***
Catatan Kaki
[2] Quran for Android (Android App)
[3] Artikel Radio Rodja, "Ilmu Membuat Sesama Penuntut Ilmu Saling Menyayangi (Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry, Lc.)" https://www.radiorodja.com/11124-ilmu-membuat-sesama-penuntut-ilmu-saling-menyayangi-ustadz-muhammad-nuzul-dzikry-lc/
[4] https://asysyariah.com/nikmat-persahabatan-karena-allah/
[5] Instagram Daarunnisaa https://www.instagram.com/p/Cj400oUtBC2/
[6] Ustadz Yulian Purnama hafizhahullah, "Adab-Adab dalam Memberikan Nasihat" https://muslim.or.id/52031-adab-adab-dalam-memberikan-nasehat.html#Jangan_Suuzhan_Buruk_Sangka[7] "Memberi Udzur kepada Saudara yang Bersalah" https://firanda.com/1704-memberi-udzur-kepada-saudara-yang-bersalah.html