Bismillah..
Beberapa waktu yang lalu, saya bercakap dengan seorang teman lama sekaligus seorang kakak.
Sekitar tiga tahun yang lalu, sebuah keadaan menjadi sebab saya bisa bertemu dengan kakak ini hampir setiap hari, jadi kami sering bertukar cerita. Saya ingat saat itu dia tengah berjuang dengan penelitian akhir di kampusnya. Perjuangannya sama sekali tidak mudah. Dia harus memilih prioritas, harus menghadapi perkataan-perkataan yang mungkin saja bisa membuatnya benar-benar akan menyerah dari salah satu kotak perjuangan.
Setelah bertahun-tahun, saya kembali punya kesempatan berbincang dengannya. Kami kembali bertukar cerita tentang kesibukan masing-masing. Lalu saya berkata bahwa sekarang saya pun mengalami apa yang ia perjuangkan tiga tahun lalu. "Bertemu" dengan sosok yang bernama "penelitian akhir".
Dan yang diucapkannya pada saya adalah,
"Semoga bisa melihat hikmah di baliknya, ya."
.
.
Membaca kalimat itu, membuat saya jadi tersadar.
Ya... Ada yang jauh lebih penting daripada penelitian akhir ini, tidak lain, adalah menemukan hikmah apa yang ada di baliknya.
Saya juga jadi teringat tentang apa yang sering sekali disampaikan oleh seorang guru hafizhahullah, tentang mengapa kita harus menuntut ilmu (syar'i)? Salah satu alasannya adalah agar kita mampu melihat dengan jernih. Agar, penglihatan kita yang sudah berpenyakit dan semakin buram karena dosa kita ini, bisa kembali menatap dengan kacamata Iman. Agar, kita tidak "salah fokus"..
Guru tersebut hafizhahullah kemudian menukil perkataan Imam Syafi'i rahimahullah,
"Hidup adalah seni melihat."
Jika ada dua orang yang dihadapkan dengan masalah yang sama, "cara melihat" dua orang itu akan sangat menentukan bagaimana sikap mereka. Si A dan Si B sama-sama divonis penyakit mematikan, misalnya. A seketika putus asa dan terpuruk, sedangkan B bisa tetap tenang dan tegar.
Cara kita melihat pada apa yang terjadi dalam hidup, akan sangat menentukan bagaimana kita bersikap.
Sebuah penelitian akhir. Momen ini seringkali memberikan banyak cerita dan pengalaman bagi mahasiswa. Momentum ini bahkan bisa memberikan pengaruh pada pola hidupnya juga, di tengah target-target yang ada di depan mata, mimpi-mimpi lainnya yang juga tak bisa dikesampingkan, batas-batas waktu yang makin dekat saja rasanya, bagaimana menyikapinya?
Sudahkah kita, mencoba melihat 'penelitian akhir' dan kejadian-kejadian lainnya dalam hidup kita dari kacamata Iman?
.
.
Kemudian, guru tersebut berpesan,
"Dalam menghadapi masalah apapun, hikmah bisa mendekat kepada Allah adalah nikmat yang sangat besar." (diungkapkan kembali secara makna)
-Semoga Allah menjaga guru dan teman-teman kita. Aamiin.-